Selamat Jalan Teman

Tak ada lagi sahabatMusibah itu telah menyabarSegelintir petir bersambut kilatHangus sudah tubuhmu terbakarKesedihan berantai kataTerucapkan rasa cintaPada gadis beliaTeman semasa mudaSendiri menantiElok rupa bidadariJaman silih bergantiKamu masih di hatiSunyi senyap beratapDinding kamar ku pandangNamapak kusam tak sedapKu tengok tanah lapangTerbang burung alap-alapMencari makan dalam

Untuk Dirinya

Malam itu, 28 November yang kelamTerbujur kaku pikirku pada sinar tembaga redupLepas segala sadar pada renungan tentang hidupDingin, dingin dan beku dadakuRasa rindu menyelinap jauh dan tajamSekerjap kulihat diaRenung dan diamMataku tersengatKususul wajahnya, jauh di belakangkuSesenggukan sepi menyergap hatikuIa telah datang, hadir di depan matakuDengan wajahnya yang teduhCantik laksana edelweis