Untuk Dirinya

Malam itu, 28 November yang kelamTerbujur kaku pikirku pada sinar tembaga redupLepas segala sadar pada renungan tentang hidupDingin, dingin dan beku dadakuRasa rindu menyelinap jauh dan tajamSekerjap kulihat diaRenung dan diamMataku tersengatKususul wajahnya, jauh di belakangkuSesenggukan sepi menyergap hatikuIa telah datang, hadir di depan matakuDengan wajahnya yang teduhCantik laksana edelweis