Kelelawar
Silau oleh sinar lampu lalulintasAku menunduk memandang sepatuku.Aku gentayangan bagai kelelawar.Tidak gembira, tidak sedih.Terapung dalam waktu.Ma, aku melihatmu di setiap ujung jalan.Sungguh tidak menyangkaBegitu penuh kamu mengisi buku alamat batinku.Sekarang aku kembali berjalan.Apakah aku akan menelefon teman?Apakah aku akan makan udang gapit di restoran?Aku sebel terhadap cendikiawan yang
Blog Archive
-
▼
2008
(332)
-
▼
November
(43)
- Doa Seorang Serdadu Sebelum Berperang
- Aku Tulis Pamplet Ini
- Gerilya
- Gugur
- Hai, Kamu !
- Lagu Serdadu
- Lagu Seorang Gerilya
- Nota Bele : Aku Kangen
- Orang-orang Miskin
- Pamplet Cinta
- Sajak Anak Muda
- Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia
- Sajak Bulan Purnama
- Sajak Burung-Burung Kondor
- Sajak Ibunda
- SAJAK GADIS DAN MAJIKAN
- Sajak Kenalan Lamamu
- Sajak Mata-Mata
- Sajak Matahari
- Sajak Peperangan Abimanyu
- Sajak Potret Keluarga
- SAJAK SEBOTOL BIR
- SAJAK SEONGGOK JAGUNG
- Sajak Pulau Bali
- SAJAK SEORANG TUA DI BAWAH POHON
- SAJAK S L A
- SAJAK TANGAN
- SAJAK WIDURI UNTUK JOKI TOBING
- Tahanan
- Sajak Pertemuan Mahasiswa
- Kelelawar
- Rajawali
- Pamflet Cinta
- Bahawa Kita Ditatang Seratus Dewa
- Nina Bobok Bagi Pengantin
- Rumpun Alang-alang
- Sajak Orang Kepanasan
- Doa Di Jakarta
- Sajak Seorang Tua Tentang Bandung Lautan Api
- Sajak Sebatang Lisong
- Makna Sebuah Titipan
- Nyanyian Suto Untuk Fatima
- Surat Cinta
-
▼
November
(43)