Kelelawar

Silau oleh sinar lampu lalulintasAku menunduk memandang sepatuku.Aku gentayangan bagai kelelawar.Tidak gembira, tidak sedih.Terapung dalam waktu.Ma, aku melihatmu di setiap ujung jalan.Sungguh tidak menyangkaBegitu penuh kamu mengisi buku alamat batinku.Sekarang aku kembali berjalan.Apakah aku akan menelefon teman?Apakah aku akan makan udang gapit di restoran?Aku sebel terhadap cendikiawan yang

Blog Archive