Menulis Cerita "Ibu"
Tak sepatah kata dapat kutuliskanAku tak tau mengapaApa aku harus mengarangAku hanya bisa termenungMasih teringat di luar sanaSemua orang merendahkankuSemua orang mengusirkuAnak miskin tak berbapakAir mata ini tak pernah berhentiKetika melihat ibuDiinjak-injak masyarakatDibuang dari perkerumunanYang bisa kutuliskan hanyaSepenggal kalimat dalam hidupku" Nak, jangan seperti mama."
Blog Archive
-
▼
2008
(332)
-
▼
October
(54)
- Menulis Cerita "Ibu"
- Aku ini binatang
- Rizkiku
- Inginku…
- Bimbang
- Jeritan Alam
- MAYOGA
- Pencarianku
- Sepatah Kata Buat Sahabatku
- DOA
- DI MESJID
- SENDIRI
- RUMAHKU
- TAK SEPADAN
- untuk neneknda
- AKU
- KRAWANG-BEKASI
- DIALAMATKAN KEPADA KHAIRIL ANWAR
- Aku; aku, kamu; Chairil
- Puisi Humor
- Puisi Humor
- PerHatIan
- PUISI PENOLAKAN CINTA
- RINDU
- SEBUAH PENANTIAN
- pergi
- EMBUN dipagi hari
- JANJIKU
- PERGI (01)
- Pergi (02)
- “PERPISAHAN”
- HUJAN
- SEPASANG BOLA MATA
- KEIKHLASAN
- HMI-KU
- IKRAR
- WANITA SHOLEHAH
- SEPUTIH HATI
- RINDU
- SYAIRKU ADALAH TANGISAN PANJANGKU
- YANG MANAKAH PEREMPUANKU?
- SANG PECINTA
- INILAH DIRIKU
- Seikat Remang
- Sesal
- Beda
- SMS Kata-kata Mutiara Lebaran
- SMS Lebaran Hari Idul Fitri
- SMS Lebaran buat Yang Tidak Mudik
- Puisi Lebaran Part 2
- Puisi Lebaran Part 1
- Cukai Hidup
- Ucapan Lebaran dari Teman-teman
- Puisi Lebaran buat Ayah dan Ibu
-
▼
October
(54)